Selasa, 17 November 2015

[Perjalanan Haji] Senang...Bahagia...Semangat...Antusias...Khawatir...Cemas...Setelah Mendapatkan Sesuatu yang Ditunggu Bertahun-tahun

Lebih dari setahun lalu saya dan istri melakukan perjalanan ibadah Haji. Sengaja saya tidak menuliskannya langsung karena saya ingin mengendapkannya dulu. Saya khawatir bila langsung saya tuliskan pengalaman indah itu ada terselip sikap riya' atau sum'ah di dalamnya. Saya harus menata dulu pikiran dan perasaan sampai benar-benar yakin terbebas dari penyakit-penyakit hati tersebut. Saya tidak ingin tulisan saya justru merusak kebahagiaan dan potensi kebahagiaan.


Apa yang Anda rasakan bila akan mendapatkan sesuatu yang sudah ditunggu-tunggu selama lima tahun? Senang...Bahagia...Semangat...Antusias...? Saya merasakan itu semua ditambah rasa cemas dan khawatir...Lho kok?

Tahun dua ribu sembilan saya mendaftar Haji bersama istri, dan mendapat informasi rencana keberangkatan pada tahun 2014. Bagi kami waktu menunggu lima tahun cukup untuk mengumpulkan uang pelunasan.
Pada tahun 2013 ada pengurangan kuota jamaah Haji karena proses pembangunan Masjidil Haram. Kami khawatir pengurangan kuota ini akan menggeser rencana keberangkatan tahun 2014, dan ALHAMDULILLAH tidak terjadi.

Pada awal tahun 2014 kami melakukan konfirmasi ke Kementrian Agama (KEMENAG) dan mendapat jawaban yang melegakan : In Sya ALLOH kami masuk daftar Jamaah Haji Indonesia tahun 2014.
Sangat senang dan bahagia akan mendapatkan apa yang kami tunggu-tunggu selama lima tahun. Kami sangat semangat dan antusias akan melakukan suatu kegiatan yang sudah terbayang sejak lima tahun sebelumnya. Tapi kami juga cemas dan khawatir...Kami khawatir akan melakukan kekeliruan yang menyebabkan hal istimewa jadi menurun kualitasnya. Kami cemas penantian lima tahun jadi sia-sia karena ketidaktahuan dan ilmu yang rendah.

Ibadah Haji adalah ibadah yang istimewa. Diwajibkan hanya bagi yang memiliki kemampuan, kemampuan untuk melakukan perjalanan menuju tanah suci Mekkah, kemampuan materi dan fisik. Jadi wajib hukumnya bagi semua umat Islam yang sudah mempunyai kecukupan materi dan kekuatan fisik untuk melakukan perjalanan ke tanah suci Mekkah. Tapi...tidak semua jamaah Haji mendapatkan manfaat dari ibadah Haji. Tidak semua jamaah Haji mencapai tujuan dari ibadah Haji. Penyebab utamanya adalah ketidaktahuan atau kebodohan. Itulah yang sangat kami khawatirkan...Yang membuat kami cemas... Karena ketidaktahuan kami khawatir kehilangan manfaat ibadah Haji yang membutuhkan biaya besar. Kami cemas akan gagal mendapatkan tujuan ibadah Haji gara-gara kebodohan, padahal harus antri bertahun-tahun untuk melakukannya.

Ada penyesalan yang muncul : mengapa selama menunggu bertahun-tahun tidak kami gunakan untuk mencari ilmu tentang ibadah Haji. Lima tahun sangatlah cukup untuk mencari dan mendapatkan ilmu tentang ibadah Haji, ilmu yang tepat dan benar. Seandainya kami melakukan itu maka tidak perlu lagi khawatir dan cemas, paling tidak kekhawatiran dan kecemasan tidak terlalu besar.

Sesal kemudian tiada guna, begitulah pesan orang-orang bijak, dan kami menyadari itu. Kami juga tidak mau terbelenggu kekhawatiran dan kecemasan. Kami harus melakukan sesuatu secepatnya, harus segera bergerak mencari ilmu menambah pengetahuan tentang ibadah Haji. Waktu hanya beberapa bulan harus kami manfaatkan maksimal untuk mendapatkan ilmu.

Maka kami mulai mencari informasi tentang cara-cara mendapatkan ilmu ibadah Haji.

Banyak yang menyarankan kami untuk bergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Dari KBIH kami akan mendapatkan pelatihan dan bimbingan manasik Haji sebelum berangkat maupun saat di tanah suci Mekkah. Dan juga, saat itu sistem koordinasi persiapan pemberangkatan jamaah Haji dengan pihak KEMENAG dilakukan melalui KBIH, meskipun tidak diwajibkan tergabung dalam salah satu KBIH. Keuntungan lain tergabung dalam KBIH adalah karena pembagian kelompok dan rombongan Haji berdasarkan KBIH maka jamaah Haji akan mengenal teman-teman kelompoknya sebelum berangkat sehingga sempat melakukan pengenalan, pendekatan, dan bisa membuat rencana bersama.

Kami pun segera melakukan observasi untuk mencari KBIH yang bagus, berdasarkan kesaksian kerabat dan sahabat yang sudah pernah beribadah Haji. Dari segi biaya hampir tidak ada perbedaan yang significant. Kalau pun ada yang menarik biaya lebih tinggi itu karena fasilitasnya juga lebih banyak.

Ada beberapa KBIH yang direkomendasikan karena setiap tahun membina banyak sekali jamaah Haji. Sebagian besar KBIH tersebut akan membimbing jamaah secara intens, bahkan saat beribadah di tanah suci. Para jamaah Haji akan diajak beribadah secara berkelompok dan dibimbing sepenuhnya oleh Ustadz yang mendampingi, membaca doa secara berjamaah bersama-sama. Ada juga yang menyediakan katering makan siang saat di Mekkah (pada tahun 2014 jamaah Haji Indonesia belum mendapatkan fasilitas makan siang saat di hotel Mekkah)

Sampailah pada kami informasi tentang suatu lembaga bimbingan manasik Haji yang tidak memungut biaya sepeserpun tapi sangat profesional, memiliki kualitas layanan prima. Kami pun segera bergabung. Apa salahnya dicoba dulu, toh tanpa biaya, kalau tidak cocok kami bisa segera mencari KBIH lain. Dan ternyata kami memutuskan untuk berangkat ke tanah suci bersama lembaga ini. Kami mensyukuri keputusan tersebut dan kami meyakini kuasa ALLOH yang mengarahkannya. Kami bersyukur bukan hanya karena tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk bimbingan manasik, itu hanya sebagian kecil keuntungan. Kami bersyukur karena melalui lembaga ini mendapatkan anugerah pengalaman yang terindah, yang takkan terlupakan.

Kami mendapatkan beberapa pelajaran sangat berharga dari proses pemilihan KBIH ini. Bahwa ternyata untuk mendapat sesuatu yang berkualitas tidak selalu harus ditukar dengan nominal materi yang tinggi. Bahwa ternyata nilai keikhlasan jauh lebih berharga dari berapapun uang yang kami miliki.

(bersambung)

1 komentar:

Posting Komentar