Lebih
dari setahun lalu saya dan istri melakukan perjalanan ibadah Haji.
Sengaja saya tidak menuliskannya langsung karena saya ingin
mengendapkannya dulu. Saya khawatir bila langsung saya tuliskan
pengalaman indah itu ada terselip sikap riya' atau sum'ah di
dalamnya. Saya harus menata dulu pikiran dan perasaan sampai
benar-benar yakin terbebas dari penyakit-penyakit hati tersebut. Saya
tidak ingin tulisan saya justru merusak kebahagiaan dan potensi
kebahagiaan.
Apa yang Anda rasakan bila akan mendapatkan sesuatu yang sudah ditunggu-tunggu selama lima tahun? Senang...Bahagia...Semangat...Antusias...? Saya merasakan itu semua ditambah rasa cemas dan khawatir...Lho kok?
Tahun
dua ribu sembilan saya mendaftar Haji bersama istri, dan mendapat
informasi rencana keberangkatan pada tahun 2014. Bagi kami waktu
menunggu lima tahun cukup untuk mengumpulkan uang pelunasan.
Pada
tahun 2013 ada pengurangan kuota jamaah Haji karena proses
pembangunan Masjidil Haram. Kami khawatir pengurangan kuota ini akan
menggeser rencana keberangkatan tahun 2014, dan ALHAMDULILLAH tidak
terjadi.
Pada
awal tahun 2014 kami melakukan konfirmasi ke Kementrian Agama
(KEMENAG) dan mendapat jawaban yang melegakan : In Sya ALLOH kami
masuk daftar Jamaah Haji Indonesia tahun 2014.
Sangat
senang dan bahagia akan mendapatkan apa yang kami tunggu-tunggu
selama lima tahun. Kami sangat semangat dan antusias akan melakukan
suatu kegiatan yang sudah terbayang sejak lima tahun sebelumnya. Tapi
kami juga cemas dan khawatir...Kami khawatir akan melakukan
kekeliruan yang menyebabkan hal istimewa jadi menurun kualitasnya.
Kami cemas penantian lima tahun jadi sia-sia karena ketidaktahuan dan
ilmu yang rendah.
Ibadah
Haji adalah ibadah yang istimewa. Diwajibkan hanya bagi yang memiliki
kemampuan, kemampuan untuk melakukan perjalanan menuju tanah suci
Mekkah, kemampuan materi dan fisik. Jadi wajib hukumnya bagi semua
umat Islam yang sudah mempunyai kecukupan materi dan kekuatan fisik
untuk melakukan perjalanan ke tanah suci Mekkah. Tapi...tidak semua
jamaah Haji mendapatkan manfaat dari ibadah Haji. Tidak semua jamaah
Haji mencapai tujuan dari ibadah Haji. Penyebab utamanya adalah
ketidaktahuan atau kebodohan. Itulah yang sangat kami
khawatirkan...Yang membuat kami cemas... Karena ketidaktahuan kami
khawatir kehilangan manfaat ibadah Haji yang membutuhkan biaya besar.
Kami cemas akan gagal mendapatkan tujuan ibadah Haji gara-gara
kebodohan, padahal harus antri bertahun-tahun untuk melakukannya.
Ada
penyesalan yang muncul : mengapa selama menunggu bertahun-tahun tidak
kami gunakan untuk mencari ilmu tentang ibadah Haji. Lima tahun
sangatlah cukup untuk mencari dan mendapatkan ilmu tentang ibadah
Haji, ilmu yang tepat dan benar. Seandainya kami melakukan itu maka
tidak perlu lagi khawatir dan cemas, paling tidak kekhawatiran dan
kecemasan tidak terlalu besar.
Sesal
kemudian tiada guna, begitulah pesan orang-orang bijak, dan kami
menyadari itu. Kami juga tidak mau terbelenggu kekhawatiran dan
kecemasan. Kami harus melakukan sesuatu secepatnya, harus segera
bergerak mencari ilmu menambah pengetahuan tentang ibadah Haji. Waktu
hanya beberapa bulan harus kami manfaatkan maksimal untuk mendapatkan
ilmu.
Maka
kami mulai mencari informasi tentang cara-cara mendapatkan ilmu
ibadah Haji.
Banyak
yang menyarankan kami untuk bergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH). Dari KBIH kami akan mendapatkan pelatihan dan bimbingan
manasik Haji sebelum berangkat maupun saat di tanah suci Mekkah. Dan
juga, saat itu sistem koordinasi persiapan pemberangkatan jamaah Haji
dengan pihak KEMENAG dilakukan melalui KBIH, meskipun tidak
diwajibkan tergabung dalam salah satu KBIH. Keuntungan lain tergabung
dalam KBIH adalah karena pembagian kelompok dan rombongan Haji
berdasarkan KBIH maka jamaah Haji akan mengenal teman-teman
kelompoknya sebelum berangkat sehingga sempat melakukan pengenalan,
pendekatan, dan bisa membuat rencana bersama.
Kami
pun segera melakukan observasi untuk mencari KBIH yang bagus,
berdasarkan kesaksian kerabat dan sahabat yang sudah pernah beribadah
Haji. Dari segi biaya hampir tidak ada perbedaan yang significant.
Kalau pun ada yang menarik biaya lebih tinggi itu karena fasilitasnya
juga lebih banyak.
Ada
beberapa KBIH yang direkomendasikan karena setiap tahun membina
banyak sekali jamaah Haji. Sebagian besar KBIH tersebut akan
membimbing jamaah secara intens, bahkan saat beribadah di tanah suci.
Para jamaah Haji akan diajak beribadah secara berkelompok dan
dibimbing sepenuhnya oleh Ustadz yang mendampingi, membaca doa secara
berjamaah bersama-sama. Ada juga yang menyediakan katering makan
siang saat di Mekkah (pada tahun 2014 jamaah Haji Indonesia belum
mendapatkan fasilitas makan siang saat di hotel Mekkah)
Sampailah
pada kami informasi tentang suatu lembaga bimbingan manasik Haji yang
tidak memungut biaya sepeserpun tapi sangat profesional, memiliki
kualitas layanan prima. Kami pun segera bergabung. Apa salahnya
dicoba dulu, toh tanpa biaya, kalau tidak cocok kami bisa segera
mencari KBIH lain. Dan ternyata kami memutuskan untuk berangkat ke
tanah suci bersama lembaga ini. Kami mensyukuri keputusan tersebut
dan kami meyakini kuasa ALLOH yang mengarahkannya. Kami bersyukur
bukan hanya karena tidak perlu mengeluarkan tambahan biaya untuk
bimbingan manasik, itu hanya sebagian kecil keuntungan. Kami
bersyukur karena melalui lembaga ini mendapatkan anugerah pengalaman
yang terindah, yang takkan terlupakan.
Kami
mendapatkan beberapa pelajaran sangat berharga dari proses pemilihan
KBIH ini. Bahwa ternyata untuk mendapat sesuatu yang berkualitas
tidak selalu harus ditukar dengan nominal materi yang tinggi. Bahwa
ternyata nilai keikhlasan jauh lebih berharga dari berapapun uang
yang kami miliki.
(bersambung)