Hanun saat ini berusia lima
tahun, dan dia sudah paham tentang konsep aurat maupun muhrim. ALHAMDULILLAH
tidak terlalu sulit membuat dia paham bagaimana harus bersikap kepada lawan
jenis. Saya yakin itu karena hidayah Tuhan kepadanya, dan Tuhan pula yang
mengilhamkan ke saya dan istri saya tentang mendidik ahlak sejak usia Hanun 0
tahun.
Saya yakin tentang konsep
pendidikan sejak dalam kandungan. Saya belum pernah membaca jurnal ilmiah atau
hasil penelitian tentang konsep ini, tapi saya sudah menemukan banyak bukti dan
mengalaminya sendiri. Sayang sekali masih banyak orang tua di Indonesia yang
meragukan konsep ini. Mereka masih berpendapat bahwa bayi dan anak di bawah
usia tiga tahun belum bisa menangkap informasi sempurna dari sekelilingnya.
Pendidikan yang saya anggap
paling penting untuk saya ajarkan kepada Hanun sesegera mungkin adalah tentang
ahlak, dan saya meyakini sumber terbaik adalah ajaran agama. Saya meyakini
bahwa ajaran agama adalah manual book
atau user guide manusia untuk hidup. Sebagai
muslim saya meyakini Al Qur'an dan Al Hadits sebagai pedoman hidup, acuan
segala ilmu.
Saya percaya bahwa semua yang
kita sampaikan kepada anak sejak usia 0 tahun terekam sempurna dalam
pikirannya, di otaknya. Hanya saja mereka belum bisa menanggapi informasi itu.
Informasi yang tersimpan di otaknya pasti bermanfaat suatu saat kelak.
Sebaliknya, hati-hati dengan informasi negatif yang berpotensi masuk ke otak
anak usia dini, juga akan terekam dalam otaknya. Televisi adalah media yang
harus diwaspadai berpotensi besar mengirim informasi negatif ke dalam pikiran anak.
Saat Hanun sudah mulai aktif
berinteraksi dengan banyak orang, termasuk dengan lawan jenis, saya mulai
sering mengingatkan tentang konsep hubungan yang benar menurut ajaran agama,
konsep yang sudah dia terima informasinya sejak lahir.
"Bukankah larangan itu
bagi orang yang sudah dewasa? Sudah baligh?"
Tak ada penegasan di agama
bahwa aturan hanya boleh diajarkan kepada orang dewasa, kalau berlakunya
keawajiban memang benar untuk orang yang sudah dewasa. Ahlak dan moral adalah
sari pati inti dari karakter. Bukankah terlambat bila baru mengajarkan ahlak
dan moral saat anak sudah dewasa? Saat karakternya sudah terbentuk? Secara
biologis kita bisa mengenali kapan anak kita mencapai kedewasaan, tapi secara
psikologis sulit mendeteksinya.
ALHAMDULILLAH sekarang Hanun
sudah tahu dan melakukan sikap-sikap membatasi diri saat berhubungan dengan
lawan jenis, meskipun kadang-kadang masih harus diingatkan. Paling tidak dia
bisa menerima dan segera berubah saat diingatkan, tidak membantah atau menentang
menggunakan segala argumen nalar manusia
yang tidak selaras dengan ajaran agama.
0 komentar:
Posting Komentar