Pada saat-saat mendekati
PEMILU seperti saat ini banyak orang menggunakan istilah golongan putih
(golput). Banyak persepsi orang tentang golput. Ada yang mempersepsikan golput
sebagai sebuah golongan yang terorganisir. Persepsi bahwa golput adalah
kelompok yang terorganisir sangatlah tidak relevan, tidak sesuai fakta. Memang
ada beberapa organisasi, atau kelompok terorganisir yang menyatakan secara
resmi bahwa mereka tidak mau ikut PEMILU, tapi itu tidak bisa dijadikan alasan
untuk menyatakan bahwa golput adalah kelompok yang terorganisir.
Ada orang yang mempersepsikan
golput adalah orang-orang yang tidak mau memilih saat PEMILU, secara
perorangan.
Kalau saya pribadi punya
persepsi bahwa golongan putih adalah orang-orang yang menyukai kedamaian,
ketenangan, kesederhanaan, dan kesucian, sesuai makna tersimbol dari warna
putih. Golongan putih tidak suka kebisingan yang tidak bermanfaat, kekisruhan,
hujatan, apalagi fitnah yang sangat kental mewarnai kegiatan politik.
Orang golongan putih tidak
mau menodai keputihannya dengan kebencian kepada sesama manusia dengan
perkataan kasar atau tindakan anarkis, dan tidak mau bedekatan dengan kelompok
atau orang yang seperti itu. Bila ada orang yang tidak mau memilih tapi menghujat
orang yang memilih, maka sebenarnya dia bukanlah golongan putih, karena dia
tidak pantas menyandang warna putih.
Orang golongan putih tidak
suka kegiatan-kegiatan pamer kekuatan yang dilakukan oleh partai politik,
karena bertentangan dengan kebersahajaan yang diwakili warna putih, dan
cenderung memancing kedengkian. Dia memilih diam merenung, mengagungkan nama
Tuhan dalam keheningan untuk meminta petunjuk pilihan yang terbaik.
Bisa jadi orang golongan
putih sudah punya pilihan, dan akan memilih saat PEMILU, tapi dia tidak mau
menjelek-jelekkan kelompok atau orang yang bukan pilihannya. Dia memilih untuk
bersikap baik, ramah, dan bersahabat kepada semua kelompok, semua partai, semua
caleg.
Ya ,saya Nur Muhammadian masuk
golongan putih dengan persepsi yang sudah saya sebutkan. Saya menghimbau Anda
untuk masuk golongan putih, bagi yang ingin memilih ataupun tidak saat PEMILU
nanti. Saya menghimbau para praktisi politik untuk berhenti menyebut pihak yang
menghujat Anda sebagai golongan putih, sebagaimana saya menolak orang yang suka
menghujat sebagai golongan putih.
0 komentar:
Posting Komentar