Saat diminta
mengisi materi pada sebuah forum saya selalu mengajak istri, meskipun karena
kesibukan tugas sebagai ibu rumah tangga tidak selalu bisa memenuhi ajakan
saya. Saya suka komentar atau kritik masukan dari istri tentang kualitas materi
saya dan cara penyampaiannya. Sampai saat ini saya merasa baru istri yang berani memberi kritik masukan tentang
kualitas public speaking saya.
"Bapak
tadi terlalu banyak menggunakan bahasa Jawa, terasa kurang profesional..."
"Bapak
tadi terlalu kaku..."
"Bapak
tadi kurang luwes..."
Begitulah
komentar-komentar istri saya. Saya tidak pernah membantah komentar-komentarnya,
hanya minta penjelasan lebih detil dan
minta solusi apa yang harus saya lakukan.
Beda jauh
antara melontarkan celaan dengan kritik. Perbedaan terbesar adalah pada niat
sang pelontar. Orang yang mencela berniat memuaskan diri sendiri dengan
menjelekkan atau merendahkan orang yang dicela. Sedangkan orang yang memberi
kritik berniat membantu yang dikritik menjadi lebih baik, meningkat
kualitasnya.
Saya juga
selalu minta masukan tentang tulisan fiksi saya kepada istri dan anak sulung
saya. Sebagai anggota FLP Malang saya bersyukur punya teman-teman yang siap
mengkritik tulisan-tulisan saya, atau bersedia mengedit naskah saya.
Saya yakin
tanpa kritik tidak akan pernah bisa
meningkatkan kualitas diri. Saya bersyukur dikelilingi orang-orang yang
mendukung saya menjadi lebih baik, dengan memberi kritik.
0 komentar:
Posting Komentar