Dua buku berkualitas karya Forum Lingkar Pena Malang

"Ada Kisah di Setiap Jejak" adalah buku kumpulan kisah nyata inspiratif, dan "Perempuan Merah dan Lelaki Haru" adalah buku kumpulan cerpen berkualitas. Hanya dijual online.

Ebook Gratis - Seminar - Workshop

Download Gratis Ebooknya di http://pustaka-ebook.com/pnbb-e-book-15-8-rahasia-sukses-ujian-nasional

Kebahagiaan dan Kedamaian Hati tergantung Keputusan Anda Sendiri

Kami hanya bisa membantu pribadi-pribadi yang mau berubah dan bersedia dibantu

Kripik untuk Jiwa - Renyah Dibaca, Bergizi dan Gurih Maknanya

Buku ringan berisi kiat-kiat mudah berubah menjadi bahagia dan membahagiakan

Inspirasi - Harmoni - Solusi

Berbagi inspirasi ... Membangun keselarasan ... Menawarkan solusi

Sabtu, 23 Februari 2013

Berpikir Akibat Sebelum Bertindak


Teman-teman yang baru mengenal saya mungkin tidak mengira bahwa dulu saya pernah ‘melabrak’ pimpinan divisi general affair hanya karena tidak diprioritaskan menggunakan kendaraan operasional, sampai ada adegan membanting pintu segala. Saya juga pernah menghadap Kepala Cabang dengan emosi hanya karena ruangan saya dipinjam divisi lain. Saat itu saya merasa apa yang saya lakukan benar. Saya berani berbuat karena merasa benar. Ternyata benar saja tidak cukup.

“Lebih baik kalah dalam pertempuran untuk memenangkan peperangan”. Saya sering mendengar kata-kata bijak ini. Saya menyadari bahwa saya dulu selalu ingin memenangkan pertempuran karena merasa benar.  “Berani karena benar”. Ternyata berani saja belum cukup.

Dulu, saya cepat bertindak karena merasa benar, benar menurut saya, bagaimana menurut orang lain? Apa akibat tindakan saya bagi diri sendiri dan orang lain?

Dulu, saya menganggap cepat bertindak adalah perwujudan dari istilah tangkas, atau proaktif, atau cepat tanggap. Saya lupa bahwa juga ada istilah ceroboh, atau gegabah, atau grusa-grusu. Yang membedakan apa?

Yang membedakan adalah sebesar apa saya memperhatikan akibat, atau dampak, atau efek, dari tindakan saya. Bila saya merasa benar, kemudian bertindak cepat tanpa peduli baik buruknya akibat tindakan saya, maka saya telah melakukan tindakan gegabah.

“Ah kelamaan kalau mau bertindak harus mikir tentang segala akibatnya…”

Mungkin kelamaan, saat saya belum terbiasa memikirkan akibat sebelum melakukan tindakan, belum  menjadikan hidup efektif sebagai gaya hidup. Memang perlu kemauan untuk berubah, dan saya memutuskan untuk berubah menjadi lebih efektif, selalu berpikir akibat sebelum bertindak. Untuk itu saya harus terus berlatih dan berlatih, karena berubah menjadi lebih baik tidak boleh berhenti sampai maut menjemput.

Jumat, 22 Februari 2013

Mandi dan Hidup Efektif


Gaya hidup efektif dan bahagia saya terapkan di rumah, lingkungan terkecil dan paling dekat hidup saya. Di rumah kami, saya biasakan melakukan sesuatu dengan efektif. Sebelum melakukan sesuatu kami harus tahu dan paham manfaatnya. Meskipun sulit kami harus melakukannya bila manfaatnya besar.

Dari hal-hal terkecil kami usahakan selalu efektif. Misalkan masalah jadwal mandi. Kami sekeluarga punya kesepakatan untuk tidak memiliki jadwal mandi, alias suka-suka. Kalau tidak perlu ya tidak mandi, tapi minimal sekali sehari. Sebaliknya kami bisa mandi berkali-kali sehari, sesuai kebutuhan. Kami berpedoman pada agama dan kesehatan dalam menentukan manfaat  mandi.  Selain agama dan  kesehatan, kami juga memperhatikan kebaikan dan kenyamanan orang lain. Meskipun sudah dua kali mandi, tapi karena berkeringat badan jadi bau tidak sedap, kami mandi lagi. Sebaliknya kami sering hanya mandi sekali karena badan masih bersih, tak berkeringat dan wangi sampai tidur malam hari.

Jadi masalah mandi ini kami benar-benar menggunakan azaz manfaat, bukan sekedar rutinitas tradisi.
Masalahnya, tidak semua orang di sekitar kami bisa memahami azaz manfaat mandi yang kami anut. Contohnya adalah peristiwa saat kami berkunjung dan menginap di rumah Ibu saya selama liburan sekolah.
Ibu saya, Utinya Coqi, memegang teguh tradisi sejak lama, mandi dua kali sehari. Sehingga beliau tidak berkenan saat Coqi menolak disuruh mandi sore “Badanku masih bersih Uti…Baru tadi siang Aku mandi dan sekarang belum kotor dan tidak berkeringat….”. Neneknya tidak bisa menerima alasan Coqi.

Saya panggil Coqi…

“Bapak menghargai pendirian Coqi tidak mau mandi sore, berdasarkan gaya hidup efektif kita. Tapi dalam mempertimbangkan manfaat Coqi juga harus memperhatikan konteks. Meskipun Coqi tidak kotor dan masih wangi, Coqi harus menghargai kebiasaan di rumah Uti…Coqi harus menjaga kebahagiaan Uti…Kali ini Coqi harus mandi karena manfaat yang besar, kebahagiaan Uti…”

Coqi harus belajar bahwa membahagiakan orang adalah pertimbangan tertinggi gaya hidup efektif setelah ajaran agama.



Senin, 18 Februari 2013

Belajarlah Setiap Saat Agar Semakin Baik Setiap Hari


Hanun anakku...Hari ini usiamu genap lima tahun bila dihitung menggunakan kalender masehi.
Artinya Hanun sudah lima tahun belajar menjadi anak yang baik, anak yang pandai, anak yang hebat.
Anak yang usianya genap lima tahun harus lebih baik, lebih pandai, dan lebih hebat daripada anak yang usianya lebih muda. Khan sudah lebih lama belajarnya...

Hanun anakku...setelah ini kamu harus meneruskan belajarmu, setiap hari, setiap saat. Apapun yang kau temui, kau lihat, kau dengar, adalah pelajaran. Bapak dan Ibu akan selalu memberikan contoh yang terbaik yang bisa kami lakukan. Bila kau menemui sesuatu yang mengganjal hatimu tanyakan kepada Bapak, Ibu, atau Ibu Guru, jangan kau pendam sendiri. Bahkan bila menurutmu Bapak melakukan sesuatu yang tidak baik, tegurlah, karena Bapak juga mungkin melakukan kesalahan. Bapak juga masih terus belajar menjadi orang yang lebih baik.

Hanun anakku...Jadilah semakin baik, semakin pandai, semakin hebat setiap hari, tak perlu menunggu ulang tahun. Bapak selalu mendoakanmu, hadiah terbaik yang bisa Bapak berikan, setiap hari.