Selasa, 18 Februari 2014

Pelawak yang Tidak Lucu

Acara televisi yang saya sukai akhir-akhir ini adalah Indonesia Lawak Klub, sebuah talk show parodi. Saya menikmati acara tersebut untuk melepas ketegangan, namun ternyata saya juga menemukan pesan-pesan moral dari celetukan-celetukan para komedian dalam acara itu.
Meskipun masih ada sedikit lawakan yang sarkasme, atau adegan fisik murahan, secara keseluruhan banyolan-banyolan cerdas lebih mendominasi acara tersebut.

Acara ini memarodikan acara serius di stasiun TV lain. Tapi anehnya, saya justru lebih banyak menangkap pesan-pesan moral bermanfaat di ILK, meskipun dalam kemasan lawakan, bahkan slogan acaranya saja 'menyelesaikan masalah tanpa solusi'.

Pada acara serius yang diparodikan saya jarang menemukan pernyataan-pernyataan bermanfaat, kebanyakan hanya retorika politik, hujatan kepada kelompok lain, atau dalih-dalih pembelaan kelompok yang membadak buta (babi lebih kecil, dan faktanya memang badak yang rabun berat). Setiap orang atau tokoh yang hadir dalam acara ini sudah membawa misi dari kelompoknya masing-masing. Tugas mereka adalah memenangkan kepentingan kelompok masing-masing, bukan mencari solusi. Tidak ada satupun hadirin yang mau menerima kebenaran, bila bertentangan dengan kepentingan kelompok.

Dalam ILK, para panelis adalah komedian yang memiliki misi yang sama, yaitu menghibur penonton. Konflik yang muncul sengaja dibuat untuk hiburan, tapi justru secara konten hampir tidak ada pertentangan. Meskipun berusaha melucu dengan membolak-balik kata, ternyata pernyataan mereka mengandung nilai-nilai yang patut direnungkan. Ternyata untuk bisa lucu mereka harus cerdas dan menggunakan hati nurani. Salah satu contoh sederhana adalah penyataan mereka yang disepakati seluruh peserta bahwa tidak pantas dipilih caleg yang memaku material kampanye di pohon.

Bila kita amati, dunia politik ternyata hanyalah panggung lawakan yang tidak lucu, karena para pemainnya berbicara dan bertindak melawan hati nurani, melawan logika,  dan tidak konsisten. Konsistensi mereka adalah pada kepentingan kelompok, bukan pada kemanfaatan masyarakat umum.

Saya sampai merasa bahwa ILK adalah talk show yang sebenarnya, sedangkan acara yang diparodikan hanyalah acara lawak yang tidak lucu dan menyebalkan.

Komedian yang terjun ke politik praktis adalah komedian yang rela kehilangan peluang untuk menyuarakan hati nurani, menurut pendapat saya pribadi.

Walau bagaimanapun saya menghargai pilihan dan pendapat mereka, para pelawak-pelawak yang tidak (lagi) lucu.


0 komentar:

Posting Komentar