Saya tergelitik membaca
status Facebook seorang sahabat. Dia menyatakan bahwa status facebook yang
berisi motivasi atau nasihat kemungkinan besar menandakan sang pemilik
status-lah yang membutuhkan motivasi dan nasihat. Saya se-juta-tuju dengan
pernyataannya, karena saya melakukannya.
Saya suka menuliskan
nasihat-nasihat untuk saya sendiri dalam status Facebook, dan menurut saya
sangatlah bermanfaat. Saat merasa ada sesuatu dalam hidup saya yang perlu
dibenahi, harus segera diubah atau untuk mengingatkan diri sendiri, saya
menulis nasihat untuk saya sendiri dalam status. Nasihat untuk diri sendiri
yang dituliskan dalam status Facebook bagaikan deklarasi perubahan. Karena saya
menuliskannya di media sosial yang bisa dibaca publik, maka saya wajib
mempertanggungjawabkannya. Saya harus benar-benar menjalankan apa yang saya
tulis, dan itu benar-benar untuk kebaikan saya sendiri. Seandainya ada pembaca
status saya yang mengalami kondisi yang sama dan mendapatkan manfaat dari
nasihat itu, maka segala puji bagi ALLOH.
Saat merasakan kualitas
tindakan menurun, saya menasihati diri untuk segera melakukan perbaikan. Saat
mendapatkan kebaikan, saya menasihati diri untuk memperbanyak syukur dan
bertindak lebih banyak dan lebih baik lagi. Saat mendapatkan sesuatu yang tidak
sesuai harapan, saya mengingatkan diri bahwa itu hanyalah umpan balik untuk
memperbaiki proses.
Nasihat dari diri sendiri
lebih mudah dilaksanakan karena berdasarkan nilai-nilai yang sudah saya yakini.
Hanya Tuhan Yang Maha Tahu dan saya sendiri yang tahu kemampuan diri sendiri.
Saya berusaha sesering
mungkin menasehati diri sendiri karena saya ingin selalu berubah menjadi lebih
baik. Semakin sering saya menasihati diri sendiri, semakin besar komitmen saya
untuk berubah menjadi lebih baik.