Seorang gadis kecil sedang
makan bersama dengan beberapa saudaranya di ruang tamu rumahnya. Sambil makan
gadis ini asyik ngobrol dan bercanda, meskipun beberapa kali ditegur ibunya
agar tidak banyak bercanda saat sedang makan. Tiba-tiba gadis kecil ini berhenti
makan, melempar piring makannya dan memuntahkan isi mulutnya. Ternyata di atas
nasi di piringnya ada satu setengah ekor anak tikus yang masih berwarna merah
tanpa bulu. Sebagian badan anak tikus itu sudah terkunyah si gadis kecil, yang
kemudian dia muntahkan.
Karena sibuk bercanda sang
gadis kecil tidak memerhatikan makanannya sehingga tidak menyadari dua ekor
anak tikus jatuh dari atap rumah yang tanpa langit-langit dan mendarat persis
di atas nasi di piringnya. Dia merasa aneh dan sadar saat merasa mengunyah daging padahal dia tahu
bahwa lauknya hanya tahu dan sambal. Bayangkan bagaimana perasaan sang gadis
kecil!
Sejak saat itu sang gadis
kecil tidak mau makan daging yang berlemak apalagi jerohan. Bila terpaksa dia
hanya mau makan daging yang dimasak kering tanpa lemak.
Gadis kecil itu sekarang
sudah berusia kepala tujuh. Sang gadis kecil sudah menjadi nenek sehat yang
aktif. Sepanjang hidupnya, sejak peristiwa itu, dia tidak pernah makan daging
berlemak, dan jerohan, sehingga dia tidak pernah sakit darah tinggi, kelebihan
kolesterol, asam urat, maupun gula darah. Nenek yang sehat dan aktif ini
mendapat pengalaman yang mengerikan
sehingga mengalami trauma, namun itu justru bermanfaat bagi hidupnya, bagi kesehatannya.
Nenek sehat yang aktif itu
adalah Ibunda mertua saya yang sangat kami hormati. Ternyata tidak semua trauma
merugikan. Karena itu, meskipun saya bisa mencoba mengobati trauma beliau, saya
menyarankan untuk tidak menghilangkannya. Trauma yang beliau alami telah
membantu menjaga kesehatan, trauma yang bermanfaat.