Selasa, 27 November 2012

Semangat Berikrar Sumpah Pemuda dan Bernyanyi Lagu Kebangsaan Setelah Nonton Film



Saya sangat menyukai film ‘Invictus’ karena berisi pesan-pesan moral yang banyak sekali. Bahkan saat saya menonton yang keempat kali saya masih bisa menemukan pesan moral baru dalam film itu. Yang saya heran adalah bahwa saya beru ketemu film itu di tahun ini, tahun 2012, padahal film itu sudah diproduksi dan dipasarkan pada tahun dua ribu sembilan. Selama tiga tahun ada di mana film itu?

Mungkinkah karena film ‘Invictus’ bukan film laga atau horror sehingga tidak banyak orang membicarakannya? Atau mungkin para pemasar film di Indonesia kurang antusias dengan film-film bergenre drama. Entahlah…Yang jelas saya optimis dan antusias membawa film ini ke para pemuda, pelajar, mahasiswa, dan mengupas pesan-pesan moral yang ada di dalamnya. Saya yakin dengan cara berbeda dalam menyampaikan sebuah pesan, yaitu dengan cara yang menyenangkan dan asyik, lebih mudah masuk ke dalam benak anak-anak muda.

Ternyata hasil survey informal, yang saya sebarkan ke teman-teman muda pengurus FLP Malang, menunjukkan bahwa film ‘Invictus’ membosankan bagi mereka,nah lho…

Saya menyukai film ‘Invictus’. Saya mampu menonton film itu tanpa bosan sampai akhir. Saya tahu ‘bagaimana’ menonton film itu dengan asyik. Maka saya harus segera mempelajari ‘bagaimana’ teman-teman pengurus FLP Malang menonton film itu dengan perasaan bosan. Saya tidak terjebak dengan mempertanyakan mengapa mereka bosan menonton film itu, saya hanya perlu tahu bagaimana mereka melakukannya.

Setelah melakukan beberapa pertanyaan singkat kepada mereka melalui sms, mencari tahu secara tersirat  apa yang mereka lakukan sebelum, saat, dan setelah menonton film, saya bisa menemukan beberapa hal yang harus saya lakukan saat saya membawa film ini ke hadapan dua ratus siswa SMK Putera Indonesia Malang. Beruntung mbak Wulan, salah satu teman FLP yang merasa bosan saat menonton film itu menyadari apa yang terjadi pada dirinya dan memberi saya beberapa masukan, yang sesuai dengan rencana-rencana saya.

Di depan para siswa, saya membuka acara dengan membangkitkan semangat dan antusias mereka. Saya mengajak mereka bersepakat bahwa sepanjang acara kita bersenang-senang dengan asyik. Sebelum mulai membicarakan film, saya membahas sedikit tentang sejarah dan makna peristiwa Sumpah Pemuda. Saya kaitkan ikrar Sumpah Pemuda dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Apa yang saya sampaikan tentang Sumpah Pemuda kepada para siswa adalah yang saya tulis di Malang Post tanggal 28 Oktober 2012, atau bisa dibaca di sini http://bit.ly/musuhbersamabangkitkansemangatsumpahpemuda .

Selanjutnya saya menjelaskan tentang latar belakang film ‘Invictus’. Saya jelaskan kepada mereka kelebihan-kelebihan film itu layaknya seorang penjual tiket nonton, atau penjual DVD yang mempromosikan film-film dagangannya.

Saya membagi film yang berdurasi sembilan puluh menit menjadi enam session. Tiap awal session saya menyampaikan beberapa pesan tentang adegan-adegan yang perlu lebih diperhatikan, karena setiap session berakhir saya akan menyampaikan tantangan berhadiah.
Sempat ada kendala saat pemutaran session kelima, sound system tiba-tiba tak bersuara. Cukup lama teknisi mengotak-atik perangkatnya, dan para siswa mulai gaduh. Terlihat beberapa siswa (sekitar sepuluh persen) mulai meninggalkan tempat. Karena saya tidak bisa mendapat kepastian perangkat pengeras suara bisa digunakan lagi atau tidak sedangkan waktu saya terbatas, saya pun menyampaikan tawaran kepada para siswa, sambil berteriak, untuk menghentikan pemutaran film dan langsung ke babak hadiah utama. Yang mengharukan adalah ternyata hampir semua siswa menghendaki film diteruskan, mereka bersedia menunggu. ALHAMDULILLAH film bisa dilanjutkan dengan menggunakan perangkat pengeras suara kecil, tidak ada rotan akar pun jadi.
Karena waktu sudah terpotong, session kelima sampai akhir saya jadikan satu.

Selesai pemutaran film, setelah membagikan hadiah-hadiah utama, saya mengajak para siswa membaca ikrar Sumpah Pemuda dan menyanyikan Indonesia Raya. Para siswa, yang mau bertahan selama empat jam dalam aula yang gerah karena kipas angin tidak bisa dinyalakan, dengan semangat bersama-sama berikrar Sumpah Pemuda dan bernyanyi  lagu kebangsaan. ALHAMDULILLAH, saya sangat bersyukur dan terharu.

0 komentar:

Posting Komentar