Senin, 05 November 2012

Sakit Hati Coqi 1


“Pak…Kalau ada orang tidak sadar bahwa dia bermasalah, bisa nggak diterapi?” Coqi bertanya saat mendampingi dan melihat saya sedang mengolah ‘kripik’.

“Bila seseorang tidak sadar bahwa dia bermasalah, pasti dia juga tidak punya kemauan untuk berubah. Diterapi berapa jam pun tidak akan bisa berubah, tidak akan sembuh.  Dalam semua metode pengobatan, termasuk pengobatan medis, yang paling penting adalah kemauan sang pasien untuk sembuh…Obat atau terapi hanyalah sarana. Dan hanya Tuhan yang kuasa menyembuhkan. Bahkan bila seseorang punya kemauan yang tinggi untuk sembuh, dengan Ridlo Tuhan orang itu bisa sembuh tanpa obat atau pengobatan….Kenapa nak? Kenapa Coqi tanya seperti itu?”

Coqi menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. Anak saya yang mulai remaja itu bercerita tentang seorang temannya di kelas yang sangat sering mengganggu dirinya. Coqi merasa temannya tersebut punya jiwa yang tidak stabil, dan Coqi jadi pelampiasannya di kelas. Saya mendengarkan dengan seksama. Yang menarik adalah ekspresi Coqi saat bercerita, sangat emosional, seperti ada sesuatu yang sangat besar yang ia tahan. Berdasarkan cerita Coqi, saya setuju bahwa temannya punya masalah yang harus ditangani. Tapi bagi saya, Coqi-lah yang harus saya tangani secepatnya. Karena dia menyimpan dendam yang sangat besar, penyakit hati yang sangat fatal dampaknya bagi hidupnya nanti.

“Coqi ajak omong dia baik-baik ya…Tanyakan bagaimana keluarganya…Bagaimana ayah dan ibunya…Besok ya Coqi tanyakan” Saya memberi saran, dan hanya dijawab anggukan dengan napas yang masih memburu penuh emosi.

(Bersambung)
Catatan : Kesembuhan adalah Kemauan dari sang pasien, bukan tentang obat atau pengobatan.

0 komentar:

Posting Komentar