“Pak…Kalau ada orang tidak sadar bahwa dia bermasalah, bisa
nggak diterapi?” Coqi bertanya saat mendampingi dan melihat saya sedang
mengolah ‘kripik’.
“Bila seseorang tidak sadar bahwa dia bermasalah, pasti dia
juga tidak punya kemauan untuk berubah. Diterapi berapa jam pun tidak akan bisa
berubah, tidak akan sembuh. Dalam semua
metode pengobatan, termasuk pengobatan medis, yang paling penting adalah
kemauan sang pasien untuk sembuh…Obat atau terapi hanyalah sarana. Dan hanya
Tuhan yang kuasa menyembuhkan. Bahkan bila seseorang punya kemauan yang tinggi
untuk sembuh, dengan Ridlo Tuhan orang itu bisa sembuh tanpa obat atau pengobatan….Kenapa
nak? Kenapa Coqi tanya seperti itu?”
Coqi menghela napas panjang, kemudian mulai bercerita. Anak
saya yang mulai remaja itu bercerita tentang seorang temannya di kelas yang
sangat sering mengganggu dirinya. Coqi merasa temannya tersebut punya jiwa yang
tidak stabil, dan Coqi jadi pelampiasannya di kelas. Saya mendengarkan dengan
seksama. Yang menarik adalah ekspresi Coqi saat bercerita, sangat emosional,
seperti ada sesuatu yang sangat besar yang ia tahan. Berdasarkan cerita Coqi,
saya setuju bahwa temannya punya masalah yang harus ditangani. Tapi bagi saya,
Coqi-lah yang harus saya tangani secepatnya. Karena dia menyimpan dendam yang
sangat besar, penyakit hati yang sangat fatal dampaknya bagi hidupnya nanti.
“Coqi ajak omong dia baik-baik ya…Tanyakan bagaimana
keluarganya…Bagaimana ayah dan ibunya…Besok ya Coqi tanyakan” Saya memberi
saran, dan hanya dijawab anggukan dengan napas yang masih memburu penuh emosi.
(Bersambung)
Catatan : Kesembuhan adalah Kemauan dari sang pasien, bukan
tentang obat atau pengobatan.
0 komentar:
Posting Komentar